Minggu, 22 Oktober 2017

AL-JINAS, AL-IQTIBAS, DAN AS-SAJA’ dalam ilmu Balaghah

KATA PENGANTAR
             Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah yang bertema“al-jinas, al-Iqtibas, as-Saja’ ” dapat terselesaikan. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda  nabi besar Muhammad  saw, yang telah membawa kita dari  ombak kemaksiatan menuju pantai kebahagiaan yakni “ Addinul Islam “ (agama islam) makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Balaghah 2 Tahun Akademik 2016/2017.
Dalam penyusunan makalah ini banyak pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu tersebut baik yang secara langsung maupun tidak langsung.
Penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Penyusunpun menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan maupun kesalahan, seperti kata pepatah “ tak ada gading yang tak retak “ karena Penyusun hanya manusia biasa yang masih perlu banyak belajar. Oleh karena itu, Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyusunan makalah di masa depan yang lebih baik lagi.

Mataram, 09 Maret 2017

Penyusun,


Kelompok I



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Ilmu balaghah adalah salah satu ilmu kesusastraan Arab yang memiliki peran penting dalam salah satu upaya kemahiran berbahasa Arab. Balaghah memiliki fungsi mempercanti suatu frasa atau kalimat sehingga dapat terdengar indah saat di ucapkan.
Pada semester ini, balaghah berfokus pada Badi’, badi’ menitik beratkan pembahasannya dalam segi-segi keindahan kata baik secara lafal maupun makna dan badi’ ini lebih menitik beratkan pada aspek sifat suatu kata.
Pembahasa kita kali ini merupakan cabang dari ilmu badi’ itu sendiri yaitu Muhassinat Lafzhiyyah dan muhassinatul maknawiyyah yang artinya keindahan-keindahan kata dan salah satu jenis katanya dapat kita sebut dengan iqtibas, yang menjadi salah satu fokus pembahasan kita kali ini. Selanjutkan makalah ini akan membahas tentang al-jinas, iqtibas, as-saja” contoh-contoh al-jinas, iqtibas, as-saja.

B.     Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan al-Jinas ?
2.      Apa yang dimaksud dengan al-Iqtibas ?
3.      Apa yang dimaksud dengan as-Saja’ ?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui maksud dari al-Jinas.
2.      Untuk mengetahui maksud dari al- Iqtibas.
3.      Untuk mengetahui maksud dari as-Saja’.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Al-Jinas (الجناس )
Al-Jinas adalah dua lafaz (kata yang persis sama ucapannya antara yang satu dengan lainnya tetapi berbeda maknanya.
Al-Jinas terbagi menjadi 2 macam:
1.      Al-jinas at-Tam (الجناس التام)
Yaitu dua lafaz (kata) yang persis sama pengucapannya dilihat dari empat segi, yaitu : jenis huruf, baris (harakat), huruf, jumlah huruf, dan tertib urutan huruf.
Contohnya dalam sebuah sya’ir yang mengenang kematian seorang anak kecil bernama yahya :
 سَمَّيْتُهُ يَحْيَى لِيَحْيَا فَلَمْ يَكُنْ ، إِلَى رَدِّ اَمْرِ اللهِ فِيْهِ سَبِيْلٌ
“ Aku menamakan anak itu Yahya supaya ia hidup terus tetapi, tidak ada jalan untuk menolak urusan Allah (kematian)”.
            Pada contoh tersebut, lafaz Yahya disebut dua kali dan jenis pengucapannya persis sama tetapi maknanya berbeda. Yahya pertama berbentuk isim yang artinya “ seorang yang bernama yahya”, sedangkan yahya yang kedua berbentuk fi’il mudhari’ yang berarti “ hidup”.
2.      Al-jinas ghair at-Tam
Yaitu dua lafaz yang mirip pengucapannya tetapi tidak sama pada salah satu dari empat segi, yaitu : jenis huruf, baris (harakat) huruf, jumlah huruf dan tertib urutan huruf.
Contohnya sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an :
فَأَمَّا الْيَتِيْمَ فَلَا تَقْهَرْ  ﴿﴾ وَاَمَّا السَّائِلَ فَلَا تَنْهَرْ  ﴿﴾
“ sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang, dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya.”(Q.S adh-Dhuha (93): 9-10)
Pada contoh diatas, lafaz  تقهر  dan تنهر persis sama baris hurufnya, jumlah huruf dan tertib urutan huruf, tetapi yang berbeda adalah jenis hurufnya dimana pada lafaz تقهر menggunakan القاف yang berada diantara huruf الهاء dan التاء, sedangkan lafaz تنهر menggunakan huruf النون yang berada diantara huruf التاء dan الهاء .

B.     Al-Iqtibas (الاقتباس)
Al-iqtibas adalah pengutipan ayat al-qur’an atau hadis Nabi, baik dalam kalimat yang berbentuk prosa atau syair tanpa memberi petunjuk bahwa itu adalah Al-qur’an atau hadis.
Dalam al-iqtibas dibolehkan terjadinya perubahan sedikit dari teks aslinya baik dalam susunan ayat atau hadis. Contohnya terdapat dalam perkataan Abdul Mukmin al-Ashfahani.’
لَا تَغُرَّ نَّكَ مِنَ الظُّلُمَةِ كَثِيْرَةُ الْجُيُوْشِ وَ اْلأَنْصَارِ : إِنَّمَانُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيْهِ اْلأَبْصَارُ
Jangan engkau tertipu daya dalam kezhaliman dengan banyaknya bala tentara dan pengikut, sesungguhnya kami tangguhkan (azab mereka) pada hari dimana mata terbelalak.
Pada ungkapan di atas, terjadi pengutipan ayat al-qur’an. Teks ayat al-qur’an yang dikutip adalah kalimat إنما نؤخر هم ليوم تشخص فيه الأبصار  yang terdapat dalam Q.S. Ibrahim [14] : 42.


C.    As-saja’ (السجع)
As-saja’ adalah kesamaan huruf akhir pada dua susunan kalimat atau lebih sehingga membentuk bunyi dan nada huruf yang indah dan berirama. Susunan lafaz / kata akhir pada pada suatu kalimat dinamakan fashilah.
Contohnya terdapat dalam hadist Rasulullah saw. :
 اللهم اعط منفقا خلفا وأعط ممسكا تلفا
Ya Allah berikanlah orang yang berinfak itu pengganti harta bendanya dan berikanlah orang yang menahan (tidak berinfak) itu kerusakan harta bendanya.
Fashilah pada kalimat diatas adalah خلفا  dan  تلفا.
Contoh lain sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an :
فِيْهَا سُرُرٌ مَّرْفُوْعَةٌ ﴿﴾ وَأَكْوَابٌ مَوْضُوْعَةٌ ﴿﴾
“ Di dalam (syurga) ada tahta-tahta yang ditinggikan, dan gelas-gelas yang terletak (didekatnya)”.  (Q.S al-Gasyiyah (88: 13-14))
Fashilah pada kalimat diatas adalah مرفوعة dan موضوعة
Cirri-ciri as-saja’  adalah susunan kalimat yang pertama, kedua dan ketiganya sama jumlah hurufnya, susunan kalimatnya bagus, tidak dibuat-buat (berlebihan) dan tidak ada pengulangan kata yang tidak bermanfaat.







BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Al-Jinas adalah dua lafaz (kata yang persis sama ucapannya antara yang satu dengan lainnya tetapi berbeda maknanya. Al-Jinas terbagi menjadi 2 macam: Al-jinas at-Tam dan Al-jinas ghair at-Tam.
Al-iqtibas adalah pengutipan ayat al-qur’an atau hadis Nabi, baik dalam kalimat yang berbentuk prosa atau syair tanpa memberi petunjuk bahwa itu adalah Al-qur’an atau hadis.
As-saja’ adalah kesamaan huruf akhir pada dua susunan kalimat atau lebih sehingga membentuk bunyi dan nada huruf yang indah dan berirama. Susunan lafaz / kata akhir pada pada suatu kalimat dinamakan fashilah.
Cirri-ciri as-saja’  adalah susunan kalimat yang pertama, kedua dan ketiganya sama jumlah hurufnya, susunan kalimatnya bagus, tidak dibuat-buat (berlebihan) dan tidak ada pengulangan kata yang tidak bermanfaat.




Sumber ilmu :
balaghah wadhihah
jauharul maknun  
Mamat Zaenuddin,Yayan Nurbayan.2007.Pengantar Ilmu Balaghoh.Bandung: Refika Aditama.
Supriadi. 2012. Pengantar Ilmu Balaghoh. Jakarta : Tunas Ilmu.