KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah yang bertema“al-jinas, al-Iqtibas,
as-Saja’ ” dapat terselesaikan. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan
kepada baginda nabi besar Muhammad saw, yang telah membawa kita dari ombak kemaksiatan menuju pantai kebahagiaan
yakni “ Addinul Islam “ (agama islam)
makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Balaghah 2
Tahun Akademik 2016/2017.
Dalam
penyusunan makalah ini banyak pihak yang telah membantu, baik secara langsung
maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Oleh karena
itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu tersebut
baik yang secara langsung maupun tidak langsung.
Penyusun berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Penyusunpun menyadari dalam pembuatan
makalah ini masih banyak kekurangan maupun kesalahan, seperti kata pepatah “
tak ada gading yang tak retak “ karena Penyusun hanya manusia biasa yang masih
perlu banyak belajar. Oleh karena itu, Penyusun mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk penyusunan makalah di masa depan yang lebih baik
lagi.
Mataram, 09 Maret 2017
Penyusun,
Kelompok I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ilmu balaghah adalah salah satu ilmu kesusastraan Arab yang memiliki peran
penting dalam salah satu upaya kemahiran berbahasa Arab. Balaghah memiliki
fungsi mempercanti suatu frasa atau kalimat sehingga dapat terdengar indah saat
di ucapkan.
Pada semester ini, balaghah berfokus pada Badi’, badi’ menitik
beratkan pembahasannya dalam segi-segi keindahan kata baik secara lafal maupun
makna dan badi’ ini lebih menitik beratkan pada aspek sifat suatu kata.
Pembahasa kita kali ini merupakan cabang dari ilmu badi’ itu sendiri yaitu Muhassinat
Lafzhiyyah dan muhassinatul maknawiyyah yang artinya keindahan-keindahan
kata dan salah satu jenis katanya dapat kita sebut dengan iqtibas, yang
menjadi salah satu fokus pembahasan kita kali ini. Selanjutkan makalah ini akan membahas tentang “al-jinas, iqtibas, as-saja” contoh-contoh al-jinas, iqtibas, as-saja.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan al-Jinas ?
2. Apa yang dimaksud dengan al-Iqtibas ?
3. Apa yang dimaksud dengan as-Saja’ ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dari al-Jinas.
2. Untuk mengetahui maksud dari al- Iqtibas.
3. Untuk mengetahui maksud dari as-Saja’.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Al-Jinas (الجناس )
Al-Jinas
adalah dua lafaz (kata yang persis sama ucapannya antara yang satu dengan
lainnya tetapi berbeda maknanya.
Al-Jinas terbagi
menjadi 2 macam:
1. Al-jinas at-Tam (الجناس التام)
Yaitu dua lafaz (kata)
yang persis sama pengucapannya dilihat dari empat segi, yaitu : jenis
huruf, baris (harakat), huruf, jumlah huruf, dan tertib urutan huruf.
Contohnya dalam sebuah sya’ir yang mengenang kematian
seorang anak kecil bernama yahya :
سَمَّيْتُهُ يَحْيَى لِيَحْيَا
فَلَمْ يَكُنْ ، إِلَى رَدِّ اَمْرِ اللهِ فِيْهِ سَبِيْلٌ
“ Aku menamakan anak
itu Yahya supaya ia hidup terus tetapi, tidak ada jalan untuk menolak urusan
Allah (kematian)”.
Pada contoh
tersebut, lafaz Yahya disebut dua kali dan jenis pengucapannya persis sama
tetapi maknanya berbeda. Yahya pertama berbentuk isim yang artinya “ seorang
yang bernama yahya”, sedangkan yahya yang kedua berbentuk fi’il mudhari’ yang
berarti “ hidup”.
2. Al-jinas ghair at-Tam
Yaitu dua lafaz yang mirip pengucapannya
tetapi tidak sama pada salah satu dari empat segi, yaitu : jenis huruf, baris
(harakat) huruf, jumlah huruf dan tertib urutan huruf.
Contohnya sebagaimana disebutkan dalam
al-Qur’an :
فَأَمَّا الْيَتِيْمَ فَلَا تَقْهَرْ ﴿﴾ وَاَمَّا السَّائِلَ فَلَا تَنْهَرْ ﴿﴾
“ sebab itu, terhadap anak yatim janganlah
kamu berlaku sewenang-wenang, dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah
kamu menghardiknya.”(Q.S adh-Dhuha (93): 9-10)
Pada contoh diatas,
lafaz تقهر dan تنهر persis sama baris
hurufnya, jumlah huruf dan tertib urutan huruf, tetapi yang berbeda adalah
jenis hurufnya dimana pada lafaz تقهر
menggunakan القاف yang berada diantara huruf الهاء dan التاء, sedangkan lafaz تنهر
menggunakan huruf النون yang berada diantara huruf التاء dan الهاء .
B.
Al-Iqtibas (الاقتباس)
Al-iqtibas
adalah pengutipan ayat al-qur’an atau hadis Nabi, baik dalam kalimat yang
berbentuk prosa atau syair tanpa memberi petunjuk bahwa itu adalah Al-qur’an
atau hadis.
Dalam
al-iqtibas dibolehkan terjadinya perubahan sedikit dari teks aslinya baik dalam
susunan ayat atau hadis. Contohnya terdapat dalam perkataan Abdul Mukmin al-Ashfahani.’
لَا تَغُرَّ
نَّكَ مِنَ الظُّلُمَةِ كَثِيْرَةُ الْجُيُوْشِ وَ اْلأَنْصَارِ : إِنَّمَانُؤَخِّرُهُمْ
لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيْهِ اْلأَبْصَارُ
“Jangan
engkau tertipu daya dalam kezhaliman dengan banyaknya bala tentara dan pengikut, sesungguhnya kami
tangguhkan (azab mereka) pada hari dimana mata terbelalak”.
Pada ungkapan di atas, terjadi pengutipan ayat al-qur’an. Teks ayat
al-qur’an yang dikutip adalah kalimat إنما نؤخر هم ليوم تشخص فيه الأبصار yang terdapat dalam Q.S. Ibrahim [14] : 42.
C. As-saja’ (السجع)
As-saja’ adalah kesamaan huruf akhir pada dua
susunan kalimat atau lebih sehingga membentuk bunyi dan nada huruf yang indah
dan berirama. Susunan
lafaz / kata akhir pada pada suatu kalimat dinamakan fashilah.
Contohnya
terdapat dalam hadist Rasulullah saw. :
اللهم اعط منفقا خلفا وأعط ممسكا تلفا
“Ya Allah berikanlah orang yang berinfak itu
pengganti harta bendanya dan berikanlah orang yang menahan (tidak berinfak) itu
kerusakan harta bendanya”.
Fashilah pada kalimat diatas adalah خلفا dan تلفا.
Contoh lain sebagaimana
disebutkan dalam al-Qur’an :
فِيْهَا سُرُرٌ مَّرْفُوْعَةٌ ﴿﴾ وَأَكْوَابٌ مَوْضُوْعَةٌ ﴿﴾
“ Di dalam (syurga) ada tahta-tahta yang ditinggikan, dan gelas-gelas yang
terletak (didekatnya)”. (Q.S al-Gasyiyah (88:
13-14))
Fashilah pada kalimat diatas
adalah مرفوعة dan موضوعة
Cirri-ciri as-saja’
adalah susunan kalimat yang pertama, kedua dan ketiganya sama jumlah
hurufnya, susunan kalimatnya bagus, tidak dibuat-buat (berlebihan) dan tidak
ada pengulangan kata yang tidak bermanfaat.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Al-Jinas
adalah dua lafaz (kata yang persis sama ucapannya antara yang satu dengan
lainnya tetapi berbeda maknanya. Al-Jinas terbagi
menjadi 2 macam: Al-jinas at-Tam dan Al-jinas ghair at-Tam.
Al-iqtibas adalah pengutipan ayat al-qur’an atau hadis
Nabi, baik dalam kalimat yang berbentuk prosa atau syair tanpa memberi petunjuk
bahwa itu adalah Al-qur’an atau hadis.
As-saja’ adalah kesamaan huruf akhir pada dua
susunan kalimat atau lebih sehingga membentuk bunyi dan nada huruf yang indah
dan berirama. Susunan lafaz / kata akhir pada pada suatu kalimat dinamakan fashilah.
Cirri-ciri as-saja’
adalah susunan kalimat yang pertama, kedua dan ketiganya sama jumlah
hurufnya, susunan kalimatnya bagus, tidak dibuat-buat (berlebihan) dan tidak
ada pengulangan kata yang tidak bermanfaat.
Sumber ilmu :
balaghah wadhihah
jauharul maknun
Mamat Zaenuddin,Yayan Nurbayan.2007.Pengantar Ilmu
Balaghoh.Bandung: Refika Aditama.
Supriadi. 2012. Pengantar Ilmu
Balaghoh. Jakarta :
Tunas Ilmu.
alhamdulliah syukran
BalasHapus